Jumat, 24 April 2009

BUDIDAYA IKAN GURAME


BUDIDAYA IKAN GURAME
(Osphronemus goramy)


1. SEJARAH SINGKAT

Gurame merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut berwarnakekuningkuningan/ keperak-perakan. Ikan gurame merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia. Pertumbuhan ikan gurame agak lambat dibanding ikan air tawar jenis lain.

Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya gurami, Gurameh, orang Sumatra ikan kalau, kala, kalui, sedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang Inggris menyebutnya “Giant Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai mencapai berat 5 kg.

2. SENTRA PERIKANAN

Daerah di Indonesia yang menjadi sentra perikanan yaitu: Sumatera, NTB dan Jawa. Sedangkan di luar negeri yaitu: Thailand, Jepang dan Filipina.

3. JENIS

Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut:

Klas : Pisces

Sub Kelas : Teleostei

Ordo : Labyrinthici

Sub Ordo : Anabantoidae

Famili : Anabantidae

Genus : Osphronemus

Species : Osphronemus goramy (Lacepede)


Jenis gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa, gurami jepun, blausafir, paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di Jawa Barat, khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis lain, porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu menghasilkan 2000-3000 butir telur, porselen mampu 10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop, dan paling banyak diunggulkan.

4. MANFAAT

Sebagai sumber penyediaan protein hewani.

5. PERSYARATAN LOKASI


1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.

2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.

3. Ikan gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian 50-400 m dpl.

4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar kolam tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.

5. Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurame. Untuk pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-12 liter/detik.

6. Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 6,5-8.

7. Suhu air yang baik berkisar antara 24-28 derajat C.


6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA


6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

Kolam
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain:

a) Kolam penyimpanan induk
Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan telur dan memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan.

b)Kolam pemijahan
Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistim pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan
adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa injuk atau ranting-ranting.

c) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.

d) Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.

e) Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan


Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut:

a) Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m2).

b) Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya 1 m dan tingginya 1 m.

c) Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah tinggi rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan air.

d) Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi. Tanah akan jadi lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan tertutup, dan air tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring ke arah pintu keluar air.

e) Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu masuk air ke pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.

f) Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang disebarkan merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk hancur dan meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta menguji agar kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m.


Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.

Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan gurame antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas),
seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).


6.2. Pembibitan

Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut:

a) Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.
b) Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal).
c) Ukuran kepala relatif kecil
d) Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidak luka.
e) Gerakan normal dan lincah.
f) Bentuk bibir indah sepertipisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut.
g) Berumur antara 2-5 tahun.


Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:

a) Betina
- Dahi meninjol.
- Dasar sirip dada terang gelap kehitaman.
- Dagu putih kecoklatan.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
- Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.

b) Jantan
- Dahi menonjol.
- Dasar sirip dada terang keputihan.
- Dagu kuning.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor akan naik.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.


Pemeliharaan Induk
Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m2) disimpan dalam kolam penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam penampungan. Untuk setiap induk dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan daun-daunan sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan takaran 1/2 blekminyak tanah setiap kali pemberian.


Pembenihan
Bila proses pematangan gonada (kandung telur dan sperma) di kolam penampungan sudah mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam kolam pemijahan. Adapun cara pemijjahan ikan gurame adalah sebagai berikut:

a) Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul dan dasar kolam.

b) Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk kandang dosis 7,5 kg/100 meter persegi dan biarkan selama 3 hari.

c) Tanami dasar kolam dengan tanaman ganggang buntut anjng

d) Isikan air yang telah dicampur dengan pupuk buatan TSP sebantak 500 gram/100 meter persegi, biarkan selama 1 minggu kemudian isikan air hingga kedalaman 75 cm.

e) Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa disebar induk sebanyak 30 ekor betina dan 10 ekor jantan. Setelah pemijahan berlangsung, 1-2 hari induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang yang kemudian disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan sel telur. 20-30 hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik akan berpijah lagi dan beberapa hari kemudian telur akan menetas.




Pemeliharaan Bibit
Benih-benih yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan pada kolam pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam pelaksanaan pendederan adalah melakukan pengeringan kolam atau sawah, pemupukan, perbaikan pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan pipa-pipa pada pintu pemasukan atau pengeluaran air.
Setelah persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter persegi dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan. Makanan yang dapat diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau daun-daunan yang telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat badan ratarata. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 1 kali seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100 ekor benih. Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan.


6.3. Pemeliharaan Pembesaran

Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
a) Polikultur
Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame yang cukup lambat.

b) Monokultur
Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter persegi


Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan.
Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari.
Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam.


Pemberian Pakan
Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun di daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap.
Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurame yang sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun berturut-turut selama 5 tahun.


Pemeliharaan Kolam/Tambak
Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan pemupukan agar mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat.



7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Penyakit
Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut.
Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya.
Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:

1) Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian dada, perut dan pangkal sirip.

2)Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu

3)Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri.


Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset.
Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:

1) Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)

a. Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.

b. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.

c. Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus.

d. Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.


2) Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pembe-rantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.

3) Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit mendapatkan bahan-bahan kimia. Caranya: (1) siapkan wadah yang diisi air bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk sampai rata; (2) ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena obat ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja. (3) Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya dipindahkan kembali ke dalam kolam; (4) pengobatan ulang dapat dilakukan 3-4 hari kemudian dengan cara yang sama.


7.2. Hama
Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam burung pemangsa.


8. P A N E N


8.1. Penangkapan
Pemanenan benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan. Caranya dengan menyurutkan air sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk diperkecil. Pasanglah jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung benih atau bisa juga dengan membuat parit di tengah kolam menuju ke lubang pengeluaran. Bibit yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada saat dipanen.
Pemanenan hasil pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang diminta konsumen. Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3 tahun, ikan yang berumur 2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat 0,3 kg/ekor, sedangkan untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan berat badan 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor.
Adapun cara penangkapan: air disurutkan sedikit demi sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari cara penangkapan yang dapat menyebabkan ikan terluka.

8.2. Pembersihan
Setelah air kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian diserok dan dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak hanya gurame saja yang tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam pemberokan, harus diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan benih dilakukan selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu diangkut ke pasar. Lamanya pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih.


9. PASCA PANEN

9.1. Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:

a. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.

9.2. Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:

a. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
c. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.


9.3. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.
Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.


Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan pascapanen benih adalah sebagai berikut:

1. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).

2. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.

3. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari.
Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.

4. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.

b. Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih; (3) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2); (4) kantong plastik lalu diikat. (5) kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.




Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:

1. Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
2. Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
3. Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
4. Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat
juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
5. Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN

10.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya ikan gurame untuk 6 empang selama 1 bulan di daerah Jawa Barat pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:
1) Biaya produksi
1) Sewa lahan 6 empang @ Rp. 80.000,-/bulan
Rp. 480.000,-
2)Benih per empang 4000 ekor @Rp 150,-
Rp. 3.600.000,-
3) Pakan
- Postal per empang 7 karung @ Rp 10.000,-
- Rambo per empang 5 karung @ Rp 2.500,-

Rp. 420.000,-
Rp. 75.000,-

4) Obat
- Super tetra per empang 2 tablet @ Rp 1.000,-

Rp 12.000,-

5) Tenaga kerja 2 OH @ Rp 20.000,-
Rp. 40.000,-

6)Lain-lain (pemeliharaan)
Rp. 460.700,-


Jumlah biaya produksi
Rp. 5.089.700,-

2. Penerimaan per empang 4000 ekor @ Rp. 400,-
Rp. 9.600.000,-

3. Keuntungan
Rp. 4.510.300,-

4. Parameter kelayakan usaha
B/C Rasio

= 1,89


10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Budidaya ikan gurame, mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. disamping rasanya yang lezat dan empuk, ikan ini pun digemari banyak orang. Sudah menjadi tradisi dalam setiap kendurian, ikan gurame selalu menjadi syarat utama hidangan. Disamping rasanya itu, perawatannya pun tidak terlalu sulit dan tidak memakan banyak biaya, sehingga banyak petani ikan yang mulai menggemari, membudidayakan ikan ini, karena harga dari setiap bibitnya yang murah dapat menghasilkan keuntungan 3 kali lipat dari harga bibit. Harga dari ikan gurame di pasaran sangat bervariasi tergantung dari bobot ikan tersebut.
Ikan gurame dengan berat 1,5 kg dapat mencapai harga Rp 6.000-Rp 8.000 tergantung keadaan pada saat itu.


11. DAFTAR PUSTAKA

1. RUSDI, Taufiq. Usaha budidaya Ikan Gurame. Jakarta : CV. simplek, 1987
2. SITANGGANG, M. Budidaya Gurame. Jakarta : Penerbit Swadaya, 1999
3. Kumpulan Gurame Kliping Ikan. Jakarta : trubus, 1997

PEMBENIHAN IKAN BAWAL AIR TAWAR



PEMBENIHAN IKAN BAWAL AIR TAWAR
( Colossoma macropomum )


I. PENDAHULUAN

Bawal ( Colossoma macropomum ) merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis cukup tinggi. Ikan ini berasal dari Brazil. Pada mulanya ikan bawal diperdagangkan sebagai ikan hias, namun karena pertumbuhannya cepat, dagingnya enak dan dapat mencapai ukuran besar, maka masyarakat menjadikan ikan tersebut sebagai ikan konsumsi. Sebutan lain ikan bawal adalah Gamitama (Peru), Cachama (Venezuela), Red Bally Pacu (Amerika Serikat dan Inggris). Sedangkan di negara asalnya disebut Tambaqui.

Walaupun ketenaran ikan bawal belum dapat disejajarkan dengan komoditas perikanan lainnya, namun permintaan konsumen setiap tahunnya terus meningkat, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Maka tak heran, bila dimasa yang akan datang akan menjadi komoditas unggulan seperti jenis-jenis ikan lainnya.

II. BIOLOGI

Secara sistematika ikan bawal termasuk kedalam Genus Chacacoid dan species Colossoma macropomum.
Badan agak bulat, bentuk tubuh pipih, sisik kecil, kepala hampir bulat, lubang hidung agak besar, sirip dada di bawah tutup insang, sirip perut dan sirip dubur terpisah, punggung berwarna abu-abu tua, perut putih abu-abu dan merah.
Ikan bawal banyak ditemukan di sungai sungai besar seperti Amazon (Brazil), Orinoco (Venezuela). Hidup secara bergerombol di daerah yang airnya tenang.
Bawal termasuk ikan karnivora, Giginya tajam namun tidak ganas seperti piranha. Makanan yg disukai pada fase larva adalah Brachionus sp., Artemia sp., dan Moina sp.
Induk bawal sudah mulai dapat dipijahkan pada umur 4 tahun bila pertumbuhannya normal dapat mencapai berat 4 kg.
Pemijahannya terjadi pada musim penghujan.
Kami juga melayani kegiatan magang atau pelatihan tentang teknik perikanan air tawar....silakan menghubungi kami

III. PEMBENIHAN

A. Pemeliharaan Induk

Induk-induk dipelihara di kolam dengan kepadatan 0,5 kg/m2. Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pelet sebanyak 3 prosen dari berat tubuh ikan dan diberikan 3-4 kali sehari. Menjelang musim hujan jumlah pakannya ditambah menjadi 4 prosen. Induk betina yang beratnya 4 kg dapat menghasilkan telur sebanyak +400.000 butir.
Tanda Induk yang matang Gonad.
Betina: perut buncit, lembek dan lubang kelamin berwarna kemerahanJantan: perut langsing, warna merah dalam ditubuhnya lebih jelas dan bila diurut dari perut kearah kelamin keluar cairan berwarna putih/sperma.

B. Pemijahan.

Pemijahan ikan bawal air tawar bisa dilakukan secara Induced Spawning, caranya induk betina disuntik hormon LHRH-a sebanyak 3 ?g/kg atau ovaprim 0,75 ml / kg . Induk jantan menggunakan LHRH-a sebanyak 2 ?g/kg atau ovaprim 0,5 ml/kg. LHRH-a dilarutkan dalam larutan 0,7 % NaCl.
Induk betina disuntik dua kali dengan selang waktu 8-12 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 bagian dari dosis total dan penyuntikan kedua 2/3 nya.
Induk yang sudah disuntik dimasukkan kedalam bak pemijahan yang dilengkapi dengan hapa. Selama pemijahan air harus tetap mengalir. Pemijahan biasanya terjadi 3 sampai 6 jam setelah penyuntikan kedua.

C. Penetasan

Setelah memijah telur-telur diambil menggunakan scope net halus, kemudian telur tersebut ditetaskan didalam akuarium yang telah dilengkapi dengan aerasi dan water heater dengan suhu 27 - 29oC. Kepadatan telur antara 100 - 150 butir/liter, biasanya Telur-telur akan menetas dalam waktu 16 - 24 jam.

D. Pemeliharaan Larva

Larva dipelihara dalam akuarium yang sama, namun sebelumnya 3/4 bagian airnya dibuang. Padat penebaran larva 50 - 100 ekor/liter larva yang berumur 4 hari diberi pakan berupa naupli Artemia, Brachionus atau Moina. Pemeliharaan larva ini berlangsung selama 14 hari. Selama pemeliharaan larva, air harus diganti setiap hari sebanyak 2/3 bagiannya. Setelah berumur 14 hari larva siap ditebar ke kolam pendederan.

E. Pendederan

Pendederan ikan bawal dilakukan di kolam yang luasnya antara 500 -1.000 m2. Namun kolam tersebut harus disiapkan seminggu sebelum penebaran benih. Persiapan meliputi pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir.
Setelah itu kolam dikapur dengan kapur tohor sebanyak 50 - 100 gram/m2 dan dipupuk dengan pupuk organik dengan dosis 500 gram/m2. Kemudian diisi air.
Bila kolam sudah siap, larva diebar pada pagi hari dengan kepadatan 50 - 100 ekor/m2.
Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pelet halus sebanyak 750 gram/10 ribu ekor larva dengan frekuensi tiga kali sehari.
Pemeliharaan di kolam pendederan selama 21 hari.

IV. Penyakit

Penyakit yang pernah ditemukan pada ikan bawal air tawar yang berumur satu bulan antara lain disebabkan oleh parasit, bakteri dan Kapang (Jamur)

Parasit

" Ich " Atau " White spot ", biasanya menyerang ikan apabila suhu media pemeliharaan dingin, cara mengatasinya yaitu dengan menaikkan suhu (dengan water heater) sampai kurang lebih 29 derajat Celcius dan pemberian formalin 25 ppm. Pada media pemeliharaannya.
Bakteri.

Streptococus sp. dan Kurthia sp. cara mengatasinya yaitu dengan menggunakan antibiotik tetrasiklin dengan dosis 10 ppm.
Kapang (Jamur)

Jamur ini merupakan akibat dari adanya luka yang disebabkan penanganan ( Handling ) yang kurang hati-hati. Cara mengatasinya dengan menggunakan Kalium Permanganat ( PK ) dengan dosis 2-3 ppm.

PEMBESARAN IKAN BAWAL

PENDAHULUAN
Usaha pembesaran dilakukan dengan maksud untuk memperoleh ikan ukuran konsumsi atau ukuran yang disenangi oleh konsumen. Pembesaran ikan bawal dapat dilakukan di kolam tanah maupun kolam permanen, baik secara monokultur maupun polikultur. Bawal air tawar saat ini banyak diminati sebagai ikan konsumsi dan cocok untuk dibudidayakan di Kabupaten Magelang. Ikan Bawal mempunyai beberapa keistimewaan antara lain : Ketahanan yang tinggi terhadap kondisi limnologis yang kurang baik. Disamping itu rasa dagingnya pun cukup enak, hampir menyerupai daging ikan Gurami.

PERSIAPAN KOLAM
Kolam untuk pemeliharaan ikan bawal dipersiapkan seperti halnya ikan air tawar lainnya. Persiapan kolam ini dimaksudkan untuk menumbuhkan makanan alami dalam jumlah yang cukup. Setelah dasar kolam benar-benar kering dasar kolam perlu dikapur dengan kapur tohor maupun dolomit dengan dosis 25 kg per 100 meter persegi. Hal ini untuk meningkatkan pH tanah, juga dapat untuk membunuh hama maupun patogen yang masih tahan terhadap proses pengeringan. Kolam pembesaran tidak mutlak harus dipupuk. Ini dikarenakan makanan ikan bawal sebagian besar diperoleh dari makanan tambahan atau buatan. Tapi bila dipupuk dapat menggunakan pupuk kandang 25 - 50 kg/100 m2 dan TSP 3 kg/100 m2. Pupuk kandang yang digunakan harus benar-benar yang sudah matang, agar tidak menjadi racun bagi ikan. Setelah pekerjaan pemupukan selesai, kolam diisi air setinggi 2-3 cm dan dibiarkan selama 2-3 hari, kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit sampai kedalaman awal 40-60 cm dan terus diatur sampai ketinggian 80-120 cm tergantung kepadatan ikan. Jika warna air sudah hijau terang, baru benih ikan ditebar (biasanya 7~10 hari setelah pemupukan).

PEMILIHAN DAN PENEBARAN BENIH.
Pemilihan benih. Pemilihan benih mutlak penting, karena hanya dengan benih yang baik ikan akan hidup dan tumbuh dengan baik. Penebaran benih Sebelum benih ditebar perlu diadaptasikan, dengan tujuan agar benih ikan tidak dalam kondisi stres saat berada dalam kolam. Cara adaptasi : ikan yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat dimasukan kedalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih ditebar/dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan.

KUALITAS PAKAN DAN CARA PEMBERIAN
Kualitas dan kuantitas pakan sangat penting dalam budidaya ikan, karena hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang kita inginkan. Kualitas pakan yang baik adalah pakan yanq mempunyai gizi yang seimbang baik protein, karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan mineral. Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisa berupa daun-daunan maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 % berat badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara langsung.

PEMUNGUTAN HASIL
Pemungutan hasil usaha pembesaran dapat dilakukan setelah ikan bawal dipelihara 4-6 bulan, waktu tersebut ikan bawal telah mencapai ukuran kurang lebih 500 gram/ekor, dengan kepadatan 4 ekor/m 2 . Biasanya alat yang digunakan berupa waring bemata lebar. Ikan bawal hasil pemanenan sebaiknya penampungannya dilakukan ditempat yang luas (tidak sempit) dan keadaan airnya selalu mengalir.

Kamis, 23 April 2009

BUDIDAYA IKAN HIAS BLACK GHOST






BUDIDAYA IKAN HIAS BLACK GHOST







1. PENDAHULUAN

Ikan hantu (Black ghost) merupakan ikan hias yang berasal dari sungai Amazon, Brasil, Amerika Selatan. Tubuhnya berwarna biru kearah ungu tua hingga kehitaman dan kadang-kadang terlihat hitam pekat. Ciri fisik lainnya adalah terdapat beberapa goresan atau garis putih pada bagian ekomya dan garis putih dari dahi hingga ke dagu (leher). Bentuk tubuh black ghost seperti pipa pipih dengan panjang 26-48 cm. Ikan ini dicirikan dengan bersatunya sirip dada dan sirip perut. Sirip yang menyatu ini memanjang dari dada hingga pangkal ekor. Pada saat berenang atau ada aliran air, sirip ini berkibar-kibar sehingga membuat daya tarik tersendiri. Walaupun bertubuh hitam, ikan ini mempunyai sifat yang baik, tenang, tidak galak dan tidak suka mengganggu ikan lainnya. Sehingga dapat hidup tenang jika dicampur dengan jenis ikan lainnya.

Aktivitas ikan ini lebih banyak dilakukan di malam hari (nokturnal), sehingga pada siang hari ikan ini lebih suka bersembunyi di bebatuan, daun-daun, akar tanaman, atau benda lainnya di dasar sungai. Dilihat dari kebiasaan berenangnya, ikan ini cenderung lebih banyak menghabiskan waktunya di dasar sungai. Namun yang masih kecil akan berenang ke atas dan ke bawah perairan dengan lincahnya.




2. PEMBENIHAN BLACK GHOST
Membedakan induk black ghost jantan dan betina dapat dilakukan dengan melihat penampilan fisiknya. Induk jantan dengan dagu dan badan panjang serta lurus,sedangkan indu betina pendek dan terlihat gemuk serta lebih besar. Untuk dijadikan induk sebaiknya dipilih black ghost yang telah berumur lebih dari satu tahun atau yang mempunyai panjang antara 7-8 inci (20 - 30 cm). Secara umum pemijahan black ghost dapat dilakukan dengan dua macam, yaitu secara massal dan berpasangan. Pembenihan secara massal ikan Black ghost, dipijahkan dalam kolam atau bak fiber ukuran 2,5 x 1,5 x 0,5 m, diisi 20 ekor induk dengan perbandingan jantan : betina adalah 8:12. Sedangkan pembenihan yang berpasangan umumnya dilakukan di akuarium ukuran 100 x 50 x 40 cm, diisi 7 ekor induk dengan perbandingan 3 induk jantan dan 4 induk betina, atau diisi 5 ekor induk dengan 2 induk jantan dan 3 induk betina. Tempat persembunyian merupakan salah satu perlengkapan penting yang dibutuhkan dalam pemijahan, dapat berupa pralon yang berukuran besar disesuaikan dengan ukuran induk black ghost. Akuarium tersebut dilengkapi dengan aerator untuk menambah ketersediaan oksigen dalam air.

Pakan yang diberikan adalah cacing darah (bloodworm) dan jentik nyamuk, yang berfungsi untuk mempercepat penuaan telur. Tempat bertelur dapat digunakan pakis, berkaitan dengan aktivitas black ghost pada malam hari maka peletakkan pakis sebaiknya dilakukan pada sore hari. Pakis diletakkan diantara dua keramik dan diantara pakis dan keramik diberi batu, agar telur-telur dapat masuk ke sela-sela pakis dan dapat terhindar dari mangsa induk jantan. Pengambilan sarang dan telurnya hams sepagi mungkin sebelum matahari terbit. Jumlah telur black ghost 500-1000 telur.

Dalam waktu 3-4 hari telur black ghost akan menetas. Namun hanya telur fertile saja yang akan menetas. Telur yang fertile ditandai dari warnanya yang kuning cerah dan diliputi lendir. Sementara telur yang steril berwarna putih susu tidak akan menetas. Dengan bertambahnya umur, anak black ghost berubah warna dari putih menjadi hitam, dan bersembunyi pada pakis bekas telur. Diberi pakan kutu air atau nauplii Artemia.



3. PEMBESARAN (BUDIDAYA) BLACK GHOST
Pembesaran Black Ghost biasanya dilakukan dalam akuarium dimana ukuran antara 3-4 inci. Ukuran akuarium disesuaikan dengan jumlah dan ukuran anak black ghost yang akan dibesarkan. Sebagai contoh akuarium berukuran 100 x 35 x 50 cm dapat diisi anak black ghost yang baru menetas 3-4 hari sebanyak 200 - 250 ekor. Kualitas air yang cocok bagi kehidupan black ghost adalah : suhu 26 -27° C ; pH 6 -7 dan kekerasan 6 -10° dH. Untuk mengetahui kesiapan air yang akan digunakan untuk pembesaran black ghost maka dapat diuji dengan melihat reaksi ikan. Caranya, masukkan 1 -3 ekor black ghost ke dalam akuarium yang telah diisi air. Apabila black ghost langsung bersembunyi bararti air tersebut telah dapat digunakan. Namun bila black ghost naik ke permukaan dan terlihat lemas berarti air tersebut belum siap digunakan. Perlengkapan utama yang harus ada dalam akuarium pembesaran adalah aerator dan tempat persembunyian. Untuk tempat persembunyian dapat digunakan akar bakau, pralon, roster bata, plastik gelombang dan daun bacang atau daun ketapang kering.. Pakan yang diberikan biasanya berupa cacing darah (blood worm) yang kadang disebut juga cacing super, banyak dijual dalam bentuk beku, atau cacing sutera dan jentik nyamuk. Pemberian pakan yang tepat untuk black ghost ini pada sore hari, kurang lebih 3 -4 % dari bobot tubuh ikan, hal ini mengingat black ghost merupakan binatang yang aktivitasnya pada malam hari sehingga aktivitas makanpun lebih banyak dilakukan pada malam hari. Black ghost termasuk jarang mengeluarkan kotoran, sehingga pembersihan air termasuk jarang dilakukan. Saat ini, eksport black ghost yang terbanyak adalah ke Jepang. Untuk negara lain sudah ada permintaan walaupun masih dalam jumlah sedikit. Namun berapapun jumlah black ghost yang dikirim, asal kondisi sesuai dengan permintaan, importir tetap menerima. Untuk pasar lokal, permintaan ikan hias ini cenderung stabil. Kondisi di Indonesia, pasar black ghost yang ramai dan banyak diminati adalah dari pemijah ke pembesar dan dari pembesar ke eksportir.

Pembenihan Ikan Hias Corydoras




PEMBENIHAN IKAN HIAS CORYDORAS

1. Pendahuluan

Corydoras merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang banyak diminati
pecinta ikan hias dan mempunyai peluang ekspor. Selain digunakan sebagai ikan
hias air tawar, juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kosmetik
di negara maju.
Walaupun ikan ini berasal dari Amerika Selatan, tetapi sejak lama telah
berhasil dibudidayakan di Indonesia. Ikan ini dikenal mudah pembudidayaannya.

2. Ciri Morfologi

Bentuk tubuh pendek dan gemuk, punggung lebih melengkung dibandingkan dengan
perut, kedua sisi ikan dilengkapi dengan lempengan seperti tulang yang
tersusun dalam dua baris, mempunyai dua pasang kumis yang terletak di rahang
atas dan rahang bawah serta ukuran tubuh dapat mencapai 12 cm.
Ikan Corydoras dapat dibudidayakan di kolam yang kandungan oksigen di dalam
airnya rendah. Kondisi lingkungan cocok untuk jenis ikan ini adalah: pH 6-8,
suhu 21.5-28 O C.

3. Prasarana dan Sarana

Dalam pemeliharaan ikan Corydoras diperlukan sarana berupa bahan dan alat,
yaitu :
a. Induk ikan Corydoras betina dan jantan
b. Wadah pemeliharaan berupa :
~ Bak pemeliharaan induk jantan dan betina secara masal, sekaligus sebagai
tempat pemijahan, atau akuarium yang berukuran 60x40x40 cm.
~ Bak pemeliharaan larva dan benih secara masal
c. Pakan
~ Pakan induk berupa cacing tubifex atau Chironomous serta jentik nyamuk.
~ Pakan larva berupa nauplii artemia
~ Pakan untuk pembesaran ikan Corydoras hingga siap dipasarkan adalah cacing
tubifex

4. Kegiatan Operasional

4.1 Pemeliharaan Induk

Ikan Corydoras mulai dapat dipijahkan minimal pada umur delapan bulan. Pakan
yang terbaik diberikan pada masa pemeliharaan induk adalah pakan yang banyak
mengandung zat chitin seperti larva nyamuk yang baik untuk perkembangan
telur. Selain itu karena Corydoras bersifat 'bottom feeder' maka ikan ini
lebih responsif pada jenis makanan seperti cacing tubifex atau chironomus.
Cara termudah untuk membedakan jenis kelamin adalah dengan melihat bentuk
tubuh. Ikan jantan mempunyai bentuk tubuh seperti terpedo, bagian dari
belakang insang meruncing hingga ke ekor. Tubuh lebih langsing dan ukurannya
lebih kecil daripada betina, dan sirip dorsal ikan jantan terlihat lebih
runcing. Tubuh ikan betina berukuran lebih besar dibandingkan dengan ikan
jantan, dan perutnya yang tampak membundar berisi telur.

4.2. Pemijahan

Pemijahan dilakukan secara masal di bak semen, bak fiber atau akuarium dengan
perbandingan induk betina : jantan l : 2 atau 1:1. Penggantian air dilakukan
setiap hari, untuk menjaga kualitas air media pemijahan.
Corydoras mempunyai tipe bertelur dengan menempelkan telurnya pada suatu
substrat yaitu : lempengan kaca, potongan paralon (PVC), ubin keramik atau
lempengan batu.
Ikan Corydoras mengeluarkan telurnya secara parsial, sehingga setiap hari
dapat ditemukan substrat yang ditempeli telur. Setiap induk mampu
menghasilkan 200-350 butir telur. Selanjutnya substrat yang dipasang diambil
untuk ditetaskan pada wadah penetasan telur.

4.3. Penetasan telur

Telur yang menempel pada substrat selanjutnya ditetaskan di dalam akuarium .
Telur akan menetas dalam waktu enam hari. Selama penetasan telur, media
pemeliharaan diberi obat anti jamur antara lain methylene blue 0.1 ppm.
Derajat penetasan telur berkisar 60-70%. Larva ikan Corydoras dipelihara di
akuarium tersebut sampai berumur tujuh hari dengan pemberian pakan berupa
nauplius artemia.

4.4. Tahap Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan pada wadah berupa fiber glass atau bak semen sampai
ukuran S (Small=kecil) dengan padat penebaran 20-30 ekor/liter. Selama satu
Bulan mencapai ukuran M (Medium=sedang) yaitu dengan padat penebaran 10-
15/liter dan siap untuk dipasarkan.
Pemeliharaan selanjutnya lebih diarahkan ke pengadaan calon induk, karena
biasanya pada ukuran L (Large=besar) permintaan pasar cenderung menurun.
Padat penebaran pada masa pemeliharaan dari ukuran M ke ukuran L adalah 5
ekor/liter.
Pakan yang diberikan selama pemeliharaan ikan sampai siap dipasarkan berupa
cacing tubifex.

4.5. Pengelolaan Kesehatan Ikan

Beberapa jenis parasit yang sering menyerang ikan Corydoras ini adalah :
Trichodina sp, Epistylis, Glossatella sp dan Chillodonella sp. Sedangkan
bakteri yang menyerang biasanya merupakan infeksi sekunder yang terjadi
akibat luka karena penanganan, atau serangan parasit yang mengakibatkan
terjadinya luka. Jenis bakteri yang ditemukan adalah Aeromonas hydrophilla.
Pengobatan yang dilakukan untuk penyakit parasit adalah menggunakan formalin
25 ppm, garam 500 ppm. Sedangkan untuk penyakit bakterial menggunakan
Oxytetracycline 10 ppm dengan cara perendaman.

BUDIDAYA IKAN NILA MERAH SECARA INTENSIF


BUDIDAYA IKAN NILA MERAH SECARA INTENSIF




Dalam pembenihan ikan nila merah (Oreochromis niloticus) secara intensif terbagi atas :

1. Pemilihan Induk (bibit) dan penyimpanan

2. Pematangan gonad dan telur induk.

3. Pemijahan dan penetasan telur

4. Pendederan dan pembesaran.

1.1. Pemilihan induk (bibit) dan penyimpanan

Untuk memilih induk yang baik diperlukan pengalaman. Namum demikian sebagai pedoman praktis ciri ciri induk ikan nila merah yang baik antara lain :

- Umur antara 4 – 5 bulan dan bobot 100-150 g. Induk yang paling produktif bobotnya antara 500 – 600 g.

- Tanda nila jantan, warna badan lebih gelap dari betina, bila waktunya mijah, bagian tepi sirip berwarna merah cerah, sifatnya galak terutama terhadap jantan lainnya. Alat kelamin berupa tonjolan (papila) di belakang lubang anus. Pada tonjolan itu terdapat satu lubang untuk mengeluarkan sperma. Tulang rahang melebar ke belakang yang memberi kesan kokoh. Bila tiba waktunya memijah, sperma yang berwarna putih dapat dikeluarkan dengan pengurutan perut ikan ke arah belakang. Sisik nila jantan lebih besar dari pada nila betina. Sisik di bawah dagu dan perut berwarna gelap. Sirip punggung dan ekor bergaris yang terputus putus.

- Tanda nila betina, alat kelaminnya berupa tonjolan di belakang anus. Namun pada tonjolan itu ada 2 lubang. Lubang yang depan untuk mengeluarkan telur, sedang lubang belakang untuk mengeluarkan air seni. Warna tubuh lebih cerah dibanding dengan jantan dan gerakannya lamban. Bila telah mengandung telur yang matang (saat hampir mijah), perutnnya tampak membesar. Namun bila perutnya di urut tidak ada cairan atau telur yang keluar. Sisik di bawah dagu dan perut berwarna putih/cerah. Sirip punggung dan ekor bergaris garis tidak terputus putus.

-

1.2. Penyimpanan induk.

- Kolam penyimpanan induk dibuat minimum ukuran 2 x 1 m, kedalaman 0,75 m untuk 2 ekor indukan, aliran air minimal 1 L/menit/m2

- Pakan diberikan 3 % x bobot total induk 3 kali sehari

- Induk jantan dan betina disimpan secara terpisah.

- Padat penebaran induk 1 ekor/m2.

2. Pematangan gonad dan telur induk.

- Pematangan gonad dan telur induk merupakan tahap pertama dalam pemijahan benih. Dalam bak penyimpanan aliran air paling sedikit 0,8 L/menit.

- Induk diberi pakan (pelet), 3 % x bobot total induk dan diberikan sebanyak 3 kali sehari, yang mengandung protein sebanyak 30-40 % dengan kandungan lemak tidak lebih dari 3 %.Perlu pula ditambahkan vitamin E dan C yang berasal dari taoge dan daun daunan/sayuran yang di iris. Komposisi pakan dapat dilihat pada Tabel

- Kurang lebih 2 minggu kemudian, induk sudah mengalami matang gonad dan telur. Pada saat itu induk sudah dapat dipijahkan. Bobot induk antara 500 – 600 g/ ekor.

3. Pemijahan dan penetasan telur.

- Untuk kolam yang luasnya 100 m2 dapat ditebari induk nila sebanyak 90 ekor yang terdiri dari 30 ekor jantan dan 60 ekor betina.

- Bila telah mendapatkan pasangan, ikan jantan membuat cekungan di dasar kolam sebagai tempat pemijahan. Cekungan berbentuk bulat cekung dengan garis tengah kira 30-50 cm atau tergantung ukuran induk ikan.

- Setelah cekungan selesai dibuat, pasangan ikan nila melakukan pemijahan pada saat matahari terbenam, selama proses pemijahan induk betina berada di dalam cekungan. Kemudian induk jantan mendekati induk betina dan pada saat itu induk betina mengeluarkan telurnya. Telur telur itu tersimpan dalam cekungan dan dalam waktu yang bersamaan induk jantan menghamburkan spermanya di situ dan terjadilah pembuahan (fertiliasi) telur.

- Pelepasan telur terjadi beberapa kali dalam jarak waktu beberapa menit. Waktu yang diperlukan untuk pemijahan kurang lebih 10-15 menit. Sekali bertelur induk nila dapat mengeluarkan telur 300 -3000 butir, tergantung berat dan umur induk betina. Sebaiknya induk betina nila dipijahkan sampai umur 2 tahun.

- Telur yang telah dibuahi lalu di kulum oleh induk betina di dalam rongga mulut untuk dierami, selama mengerami telur induk betina tidak makan sehingga kelihatan kurus.

- Selesai pemijahan induk nila jantan pergi meninggalkan induk betina. Beberapa hari kemudian induk jantan itu dapat melakukan perkawinan dengan betina lainnya.

- Telur menetas setelah 2 hari, anak nila (burayak) yang baru menetas masih mengandung kantong kuning telur. Ukuran burayak yang baru menetas antara 0,9 – 1 mm. Burayak ini masih terus tinggal di dalam mulut induknya sampai 5-7 hari sampai kuning telurnya terserap habis. Setelah itu burayak mulai mencari makan di luar mulut induknya.

- Ketika burayak belajar makan, burayak memakan zooplankton yang ukuran kecil sekali. Apabila tidak terdapat zooplankton, pakannya dapat diganti dengan bekatul atau tepung kedelai.

4. Pendederan

- Pendederan benih adalah pemeliharaan benih ukuran lepas induk (ipukan), yaitu kebul yang berumur 5-7 hari sampai ukuran siap tebar untuk pembesaran yang berbobot 100 g/ekor. Pada pembenihan secara intensif pada umumnya ada 3 tahap pendederan

- Luas kolam pendederan dibuat antara 100 m2. Kolam pendederan disiapkan dengan cara dikeringkan terlebih dahulu selama kira kira 3 hari. Selanjutnya dilakukan pemupukan dengan kapur tembok sebanyak 10 g/m2 (untuk kolam baru 100-250 g/m2), kotoran ayam 25 g/m2, urea 2 g/m2, TSP 5 g/m2. Jika didalam kolam sering tumbuh lumut hijau (Spirogyra) sebaiknya jangan di pupuk urea. Setelah pupuh di dasar kolam rata, kolam dapat di aliri air sampai setinggi 0,5 m selama 5-7 hari. Sebelum air masuk ke kolam pendederan, air tersebut harus di saring dahulu dalam bak filter sehingga air menjadi bersih.

- Pendederan Tahap I

- Pendederan Tahap I ini menggunakan benih ukuran kebul (lepas induk/ipukan) dengan padat tebar 300 ekor/m2. Benih diberi pakan emulsi dengan formula tertentu. Jumlah pakan yang diberikan tergantung dari umur benih. Untuk ukuran lepas induk/ipukan diberi pakan sebanyak 1 g/1000 ekor yang diberikan 6-8 kali sehari, benih umur 5-10 hari sebanyak 2 g/1000 ekor dengan 6-8 kali sehari, dan untuk benih umur 10-15 hari sebanyak 3 g/1000 ekor dengan 6-8 kali sehari.

- Debit air yang masuk ke kolam pendederan harus diatur, yaitu sekitar 100 ml/detik. Kedalaman air 0,5 m. Benih dipelihara selama 12-15 hari, benih yang dipanen rata rata dapat mencapai 80-90 % dengan ukuran 3-5 cm/ekor.

- Pendederan II dan III

- Persiapan pendederan II dan III tidak jauh berbeda dengan pendederan I, hanya dalam pedederan II ini padat tebar menjadi 100 ekor/m2. Benih diberi pakan tambahan berupa tepung dengan formula tertentu pada minggu ke I dan remah pada minggu –minggu selanjutnya sebanyak 5 x bobot benih tebar yang diberikan 6-8 kali sehari

- Benih dapat dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panen dapat mencapai 70-80% dengan ukuran 8-12 cm/ekor.

- Apabila benih belum mencapai ukuran 100 g/ekor, maka dilanjutkan dengan pendederan III, padat tebar 50 ekor/m2. Pada pendederan III ini benih diberi pakan remah dengan formula tertentu sebanyak 4 x bobot tebar benih yang diberikan 5 kali sehari pada minggu ke I. Untuk minggu selanjutnya benih diberi pakan pelet 2 mm dengan formula tertentu, sebanyak 3 x bobot total benih, diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu. Hasil panen dapat mencapai 65-80 % dan rata rata ukuran benih 100-130 g/ekor.

- Pembesaran benih ikan berumur 81 hari (100 g) sampai dengan yang dibutuhkan untuk Konsumsi atau untuk Induk. Diberi pakan pelet 3 kali sehari

PAKAN BENIH

Pakan Buatan

Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan yang terdiri dari :

1. Emulsi

2. Tepung dan remah

3. Pelet

1.1 Emulsi

- Emulsi merupakan bentuk pakan tambahan untuk benih yang berumur 5-21 hari (lepas hapa). Bahan pakan benih ikan ini dibuat dari kuning telur (ayam atau bebek) dan tepung kedelai dengan perbandingan 1:1 ditambah vitamin 1 %.

- Cara membuat emulsi adalah dengan melarutkan sebutir kuning telur (itik atau ayam) kedalam 200 ml air matang ditambah 40 g tepung kedelai halus, 5 g tepung sagu (sejenisnya) sebagi perekat, 1 g vitamin.

- Campurkan bahan bahan tersebut diaduk sampai rata sambil dipanaskan sampai berbentuk emulsi.

- Pakan ini cukup untuk benih seberat 1 kg yang diberikan 6-8 kali sehari selama 5 hari. Pakan ini diberikan dengan cara disemprotkan merata diatas permukaan air.

- Pakan emulsi ini tidak boleh disimpan di udara terbuka lebi dari 10 jam. Sebaiknya disimpan dalam lemari es atau membuatnya hanya setiap akan memberi pakan.

2.1 Tepung dan remah

- Tepung merupakan pakan tambahan benih ikan yang berumur 21-40 hari. Jenis pakan ini terdiri dari tepung halus, yang dibuat dari pelet kering yang digiling halus.

- Untuk benih yang berumur 41-80 hari, diberi pakan remah berupa pecahan pelet kering (pelet yang dipecah).

3.1 Pelet.

- Pelet adalah pakan tambahan yang dicetak berbentuk butiran dan diberikan untuk tahah pembesaran. Formulasi pelet bermacam macam tergantung dari bahan dasarnya. Berikut ini adalah contoh formulasi pelet :

- Tepung ikan —————- 50 %

- Tepung Kedelai ———— 30 %

- Tepung terigu ————– 13 %

- Kuning telur —————- 5 %

- Premix ———————– 2 %


Jumat, 17 April 2009


PENGELOLAAN INDUK IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus jhonii)







1. Adaptasi Induk


Ikan yang akan dijadikan induk biasanya didapatkan dari nelayan atau pengusaha ikan yang perlu adanya suatu pengadaptasian terlebih dahulu pada lingkungan pemeliharaan yang baru, pengadaptasian calon induk ini dilakukan di Kolam Jaring Apung yang berukuran 3 x 3 x 3 m dan dilakukan monitoring secara intensif. Calon induk yang akan dijadikan induk merupakan induk yang benar-benar sehat, lengkap dan tidak cacat dengan ukuran minimal 3 kg/ekor, yang diharapkan nantinya akan menjadi induk yang berkualitas sehingga nantinya telur yang dihasilkannya pun akan mempunyai kuantitas dan kualitas yang baik.
Proses adaptasinya sendiri dapat berlangsung antara 1-2 bulan sampai kondisi ikan benar-benar pulih, luka-luka fisik sudah sembuh dan nafsu makan sudah normal. Selanjutnya proses yang dilakukan adalah proses pemeliharaan induk untuk proses pematangan gonad.

2. Pemeliharaan Induk

Pemeliharaan induk dapat dilakukan di Keramba Jaring Apung maupun di bak terkontrol. Pemeliharaan di Kolam Jaring Apung menggunakan jaring yang sama dengan jaring untuk proses pengadaptasian induk, yaitu ukuran 3 x 3 x 3 m, mess size 2” dengan kepadatan 3-5 pasang (6-10 ekor) per jaring.
Sedangkan untuk pemeliharaan induk didarat dapat mengunakan bak beton maupun bak fiberglass, bak yang digunakan untuk pemeliharaan induk merupakan bak yang berbentuk bulat dengan kedalaman tidak kurang dari 2 meter serta bak juga dilengkapi dengan sistem aerasi dan sistem air mengalir 24 jam agar terjadi pergantian air sehingga kualitas air tempat pemeliharaan induk selalu terjaga, selain itu juga, terdapat saluran pembuangan yang terletak ditengah dasar bak.
Volume bak pemeliharaan yang disarankan minimal 10 ton, selai itu dasar bak berbentuk kerucut dengan kemiringan 5 % yang bertujuan untuk memudahkan dalam pengelolaan kebersihan bak terutama untuk lebih mudah membuang kotoran. Kepadatan peeliharaan induk yang dilakukan di bak terkontrol adalah 1-2 ekor/m.
Selama masa pemeliharaan calon induk tersebut diberi perlakukan pakan. Pakan yang diberikan adalah ikan rucah segar dengan kandungan lemak yang rendah seperti ikan tanjan, bengol dan kurisi dengan dosis pemberian 1-3 % dari berat pakan. Pakan diberikan sebanyak 2 kali sehari yang diberikan pada pagi dan sore hari, karena kandungan protein yang terdapat dalam ikan rucah ini terbilang sedikit yaitu berkisar antara 14 – 25 % maka untuk menigkatkan kandungan protein pakan diberikanlah pakan tambahan, pakan tambahan yang diberikan merupakan pakan buatan seperti pellet.

3. Pematangan Gonad

Dalam usaha pembenihan, keberhasilan pemijahan sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu induk. Sedangkan mutu telur dan sperma dipengaruhi oleh jenis dan mutu pakan yang diberikan (Tridjoko, 2006). Pakan yang berkualitas baik biasanya mengandung protein yang tinggi dengan kandungan lemak yang rendah. Pakan jenis ini dapat ditemui pada ikan seperti tanjan, benggol, lemuru dan cumi-cumi, pemberian pakan ikan rucah segar dan cumi-cumi dilakukan secar kombinasi sehingga diharapkan kebutuhan akan nutrisi untuk pemenuhan kematangan gonad dapat terpenuhi.
Induk- induk ikan juga diberikan tambahan vitamin E @tokoferol (Nature-E) dan vitamin C. Pemberian vitain c ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit sedangkan pemberian vitamin E bertujuan untuk menigkatkan kualitas telur dan sperma serta memmpercepat proses kematangan gonad. Pemberian vitamin C dan E pada induk diberikan secara oral melalui pakan yang diberikan

4. Seleksi dan Pemijahan Induk

Setelah calon induk sudah dirasa cukup untuk dijadikan induk maka dlakukan seleksi, induk ikan kakap merah yang jantan memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan yang betina, seleksi ini dilakukan untuk mencari induk yang sudah matang gonad.
Setelah mendapatkan induk jantan dan betina yang sudah matang gonad, maka kedua induk tersebut disuntik hormone (rangsang hormonal) sebelum dilakukan penyuntikan kedua induk tersebut dilakukan pembiusan agar pada saat ikan disuntik tidak berontak ataupun kesakitan, pembiusan ini dilakukan menggunakan minyak cengkeh (clove oil) dengan dosis 50-100 ppm setelah itu dilakukan penimbangan untuk mengetahui berapa dosis hormon yang akan diberikan.
Hormon yang diberikan untuk induk ikan kakap merah ini adalah hormon LH-Rha (Leutunizing Releasing Hormon), hormon ini merupakan hormon sek steroid berkadar molekul karbohidrat tinggi (Glikoprotein) yang dapat berfungsi merangsang pelepasan hormon-hormon kelamin sehingga memacu kemasakan sel- sel kelamin dan juga pemijahan, hormon ini dibrikan dengan dosis 0,5 ml/kg berat ikan. Reaksi yang akan terlihat setelah dilakukan penyuntikan adalah induk jantan dan betina akan saling berkejaran selama lebih kurang 2 jam. Perilaku demikian diduga karena sedang terjadi aktifitas pemijahan. Proses pemijaha ikan kakap merah terjadi pada malam hari yaitu pada saat bulan terang/purnama sekitar pukul 22.00 dalam waktu 18-36 jam setelah injeksi hormon dilakukan.

PENDERAN

PENDEDERAN IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus johnii)



A. Persiapan Wadah Pemeliharaan

Sebelum dilakukan pemeliharaan benih, terlebih dahulu tempat atau bak yang akan digunakan untuk memelihara benih tersebut harus dalam keadaan bersih terutama dari bibit atau sumber penyakit, untuk itu maka dilakukan pembersihan bak, pembersihan bak ini dilakukan dengan cara menyikat dinding serta bagian dasar bak samapi bersih yang sebelumnya bak tersebut sudah direndam dengan kaporit selama 2 hari dengan dosis 5-20 ppm. Apabila bak sudah bersih kemudian bak disis dengan air laut, air laut yang masuk kedalam bak sebelumnya terlebih dahulu disaring menggunakan filter bag yang dipasang di pipa peralon tempat pemasukan air.
Setelah bak siap maka proses penebaran dapat dilakukan, benih yang ditebar merupakan benih yang berumur 35 hari (D35) hasil dari pemeliharaan di heacthery lara selama 35 hari. Proses pemindahannya dilakukan dengan sangat hati-hati karena pada saat itu benih masih dalam keadaan yang kurang setabil.

Karena jarak heacthery pemeliharaan larva dengan tempat pendederan sangat dekat maka pemindahannya sendiri hanya menggunakan ember. Pemindahan dan penebaran dilakukan pada pagi hari dimana kondisi suhu masih dalam keadaan yang optimal sehingga benih yang ditebar tidak banyak mngalami kematian, untuk padat tebarnya sendiri yaitu 2 ekor/liter.

B. Pemberian Pakan

Dari pertama penebaran benih yaitu pada saat benih berumur 35 hari pakan yang diberikan yaitu pellet jenis love larva No 3 dan karena pendederan merupakan kegiatan untuk dijual atau dbesarkan otomatis benih harus cepat didalam pertumbuhannya dengan begitu maka proses pendederan akan berjalan lebih cepat serta baya operasional akan lebih sedikit untuk tu maka pakan yang diberikan merupakan pakan yang mempunyai kualitas serta kuantitas yang tinggi misalnya saja pakan pellet dengan kandungan protein 40%, setelah benih berumur 40 hari (D 40) dan bukaan mulutnya semakin besar otomatis pellet love larva tidak cocok lagi untuk diberikan, maka pakan yang selanjutnya diberikan adalah pellet A1 3 yang ukurannya lebih besar dari ukuran pellet love larva, selain itu juga ditambah dengan moist. Untuk menjaga daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit serta untuk menambah nafsu makannya maka pakan yang diberikan dicampur dengan vitamin C terlebih dahulu dengan dosis pemberiannya yaitu untuk 1 kg pakan maka vitamin C yang diberikan yaitu 1-2 grm. Adapun frekuensi pemberian pakannya diberikan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari sedangkan untuk dosis pemberian pakannya diberikan secara adlibitum.

C. Pengelolaan Kualitas Air

Pengelolaan kualitas air merupakan suatu kegiatan didalam pendederan yang bertujuan untuk menyediakan lingkungan hidup yang optimal bagi benih yang kita pelihara untuk bisa hidup, tumbuh dan berkembang sehingga diperoleh kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih yang maksimal.
Bentuk kegiatan pengelolaan kualitas air dalam wadah pemeliharaan benih antara lain pemberian aerasi, penyiponan, pergantian air serta enggunakan sistem air mengalir 24 jam. Pemberian aerasi dimaksudkan agar kandungan oksigen terlarut (DO) dalam air menjadi meningkat dalam ranga menyuplai O2 bagi benih, sedangkan penyiponan serta pergantian air di bak pemeliharaan bertujuan untuk membuang feses, metabolit amonia, CO2 dan sebagainya keluar wadah pemeliharaan.
Bahan yang tidak bermanfaat dan bahkan dapat merugikan bagi benih tersebut biasanya tersedimentasi d dasar wadah pemeliharaan, untuk itu maka cara yang tepat untuk membuangnya dengan dilakukan penyiponan. Penyiponan pada bak pemeliharaan benihnya sendir dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari setelah ikan selesai diberi pakan dan dilakukan dengan sangat hati-hati agar benih tidak ikut tersedot oleh alat sipon. Setelah selesai disipon kemudian dlakukan pergantian air lama dengan air baru sekitar 75% sehingga lingkungan pemeliharaan benih akan kembal segar.

D. Sampling

Sampling pada saat pemeliharaan benih dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan benih dan juga untuk mengetahui kelangsungan hidupnya, pada saat sampling dilakukan perhitungan, pengukuran panjang dan beratnya. Sampling ikan sendiri dilakukan seminggu sekali dengan mengambil benih secara acak sebanyak 10% dari jumlah benih yang dipelihara.

E. Greeding dan Panen

Greeding atau pemilihan ukuran dilakukan pada saat terjadi ketidak seragaman ukuran benih didalam wadah pemeliharaan, karena dengan banyaknya benih dengan ukuran yang tidak seragam didalam satu wadah pemeliharaan akan mengakibatkan persaingan pakan yang cukup tinggi serta akan memicu terjadinya kanibalisme antar benih. Greeding sendiri dapat dilakuka setiap 4-5 hari sekali atau tergantung dari keidak seragaman ukuran benih yang ada dalam satu wadah pemeliharaan.
Setelah selesai greeding biasana akan menimbulkan luka pada bagian bneih yang disebabkan oleh alat serok ataupun alat greedingnya sendiri yang apabila tidak segera diobati maka lama kelamaan luka tersebut akan semakin parah dan pada akhirnya akan menimbulkan kematian pada benih. Untuk mecegah terjadinya kematian pada ikan yang disebabkan oleh luka akibat greeding maka dilakukan pengobatan yaitu dengan cara benih yang selesai digreeding kemudian langsung direndam dengan akriflavin selama 30-60 menit ddalam bak dan bak tersebut merupakan tempat yan selanjutnya akan digunakan untuk pemeliharan.
Pemanenan benih kakap merah di pendederan dilakukan setelah masa pemeliharaan mencapai 60 hari atau pada saat benih mencapai ukuran 5 cm, pemanenan dilakukan dengan mengurangi air dibak pemeliharaan setelah air di bak berkurang kemudian benih ditangkap dengan menggunakan scope net.

Ads: 468x60

muhamad wasis muslimin budidaya perairan