Jumat, 17 April 2009


PENGELOLAAN INDUK IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus jhonii)







1. Adaptasi Induk


Ikan yang akan dijadikan induk biasanya didapatkan dari nelayan atau pengusaha ikan yang perlu adanya suatu pengadaptasian terlebih dahulu pada lingkungan pemeliharaan yang baru, pengadaptasian calon induk ini dilakukan di Kolam Jaring Apung yang berukuran 3 x 3 x 3 m dan dilakukan monitoring secara intensif. Calon induk yang akan dijadikan induk merupakan induk yang benar-benar sehat, lengkap dan tidak cacat dengan ukuran minimal 3 kg/ekor, yang diharapkan nantinya akan menjadi induk yang berkualitas sehingga nantinya telur yang dihasilkannya pun akan mempunyai kuantitas dan kualitas yang baik.
Proses adaptasinya sendiri dapat berlangsung antara 1-2 bulan sampai kondisi ikan benar-benar pulih, luka-luka fisik sudah sembuh dan nafsu makan sudah normal. Selanjutnya proses yang dilakukan adalah proses pemeliharaan induk untuk proses pematangan gonad.

2. Pemeliharaan Induk

Pemeliharaan induk dapat dilakukan di Keramba Jaring Apung maupun di bak terkontrol. Pemeliharaan di Kolam Jaring Apung menggunakan jaring yang sama dengan jaring untuk proses pengadaptasian induk, yaitu ukuran 3 x 3 x 3 m, mess size 2” dengan kepadatan 3-5 pasang (6-10 ekor) per jaring.
Sedangkan untuk pemeliharaan induk didarat dapat mengunakan bak beton maupun bak fiberglass, bak yang digunakan untuk pemeliharaan induk merupakan bak yang berbentuk bulat dengan kedalaman tidak kurang dari 2 meter serta bak juga dilengkapi dengan sistem aerasi dan sistem air mengalir 24 jam agar terjadi pergantian air sehingga kualitas air tempat pemeliharaan induk selalu terjaga, selain itu juga, terdapat saluran pembuangan yang terletak ditengah dasar bak.
Volume bak pemeliharaan yang disarankan minimal 10 ton, selai itu dasar bak berbentuk kerucut dengan kemiringan 5 % yang bertujuan untuk memudahkan dalam pengelolaan kebersihan bak terutama untuk lebih mudah membuang kotoran. Kepadatan peeliharaan induk yang dilakukan di bak terkontrol adalah 1-2 ekor/m.
Selama masa pemeliharaan calon induk tersebut diberi perlakukan pakan. Pakan yang diberikan adalah ikan rucah segar dengan kandungan lemak yang rendah seperti ikan tanjan, bengol dan kurisi dengan dosis pemberian 1-3 % dari berat pakan. Pakan diberikan sebanyak 2 kali sehari yang diberikan pada pagi dan sore hari, karena kandungan protein yang terdapat dalam ikan rucah ini terbilang sedikit yaitu berkisar antara 14 – 25 % maka untuk menigkatkan kandungan protein pakan diberikanlah pakan tambahan, pakan tambahan yang diberikan merupakan pakan buatan seperti pellet.

3. Pematangan Gonad

Dalam usaha pembenihan, keberhasilan pemijahan sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu induk. Sedangkan mutu telur dan sperma dipengaruhi oleh jenis dan mutu pakan yang diberikan (Tridjoko, 2006). Pakan yang berkualitas baik biasanya mengandung protein yang tinggi dengan kandungan lemak yang rendah. Pakan jenis ini dapat ditemui pada ikan seperti tanjan, benggol, lemuru dan cumi-cumi, pemberian pakan ikan rucah segar dan cumi-cumi dilakukan secar kombinasi sehingga diharapkan kebutuhan akan nutrisi untuk pemenuhan kematangan gonad dapat terpenuhi.
Induk- induk ikan juga diberikan tambahan vitamin E @tokoferol (Nature-E) dan vitamin C. Pemberian vitain c ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit sedangkan pemberian vitamin E bertujuan untuk menigkatkan kualitas telur dan sperma serta memmpercepat proses kematangan gonad. Pemberian vitamin C dan E pada induk diberikan secara oral melalui pakan yang diberikan

4. Seleksi dan Pemijahan Induk

Setelah calon induk sudah dirasa cukup untuk dijadikan induk maka dlakukan seleksi, induk ikan kakap merah yang jantan memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan yang betina, seleksi ini dilakukan untuk mencari induk yang sudah matang gonad.
Setelah mendapatkan induk jantan dan betina yang sudah matang gonad, maka kedua induk tersebut disuntik hormone (rangsang hormonal) sebelum dilakukan penyuntikan kedua induk tersebut dilakukan pembiusan agar pada saat ikan disuntik tidak berontak ataupun kesakitan, pembiusan ini dilakukan menggunakan minyak cengkeh (clove oil) dengan dosis 50-100 ppm setelah itu dilakukan penimbangan untuk mengetahui berapa dosis hormon yang akan diberikan.
Hormon yang diberikan untuk induk ikan kakap merah ini adalah hormon LH-Rha (Leutunizing Releasing Hormon), hormon ini merupakan hormon sek steroid berkadar molekul karbohidrat tinggi (Glikoprotein) yang dapat berfungsi merangsang pelepasan hormon-hormon kelamin sehingga memacu kemasakan sel- sel kelamin dan juga pemijahan, hormon ini dibrikan dengan dosis 0,5 ml/kg berat ikan. Reaksi yang akan terlihat setelah dilakukan penyuntikan adalah induk jantan dan betina akan saling berkejaran selama lebih kurang 2 jam. Perilaku demikian diduga karena sedang terjadi aktifitas pemijahan. Proses pemijaha ikan kakap merah terjadi pada malam hari yaitu pada saat bulan terang/purnama sekitar pukul 22.00 dalam waktu 18-36 jam setelah injeksi hormon dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads: 468x60

muhamad wasis muslimin budidaya perairan