Rabu, 08 April 2009

Budidaya Artemia


Budidaya "Artemia" di Rembang

Semarang, Kompas - Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan saat ini sedang membudidayakan Artemia salina, sejenis udang berukuran kurang dari satu sentimeter yang digunakan sebagai pakan ikan dan udang, di tambak garam Rembang, Jawa Tengah (Jateng).

Budidaya tersebut dilakukan untuk mengatasi ketergantungan Artemia impor dari Amerika Serikat yang jumlahnya ratusan ton per tahun. Selain itu, juga untuk meningkatkan pendapatan petani garam mengingat harga Artemia kering di pasaran Rp 500.000 per kilogram.

Demikian diungkapkan Sutarjo Nunuk Setyono, Humas Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng, Selasa (17/12), di ruang kerjanya.

Uji coba tersebut, lanjutnya, dilakukan sejak awal musim kemarau tahun 2002 dengan daya tetas telur 25 hingga 30 persen dari idealnya 90 persen. Namun, dengan memberi nutrisi yang lebih baik, daya tetas Artemia di tambak garam Rembang bisa ditingkatkan hingga 80 persen.

Telur Artemia atau disebut kista biasanya digunakan sebagai pakan benih ikan dan udang tambak, sedangkan Artemia dewasa untuk pakan ikan dan udang dewasa. Selain itu, Artemia yang tergolong kelompok udang (custacea) juga bermanfaat untuk menjernihkan air laut di bak penampungan tambak garam sebab makhluk ini memakan kotoran di air. Dengan demikian, garam yang dihasilkan lebih bersih.

"Dengan membudidayakan Artemia, petani garam bisa mendapat penghasilan tambahan sekaligus meningkatkan kualitas garam yang diproduksi," katanya. (t06)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads: 468x60

muhamad wasis muslimin budidaya perairan